Friday, 6 December 2013

Pacaran Sih, Namun Jangan Tinggalkan Kewajiban

Apa Sih Masa Remaja Itu?
            Masa-masa remaja? Ya! Jika kita mendengar kata-kata itu, pastilah identik dengan pelajar SMP hingga SMA. Mengapa bisa begitu? Karena masa remaja adalah masa transisi (peralihan) dari anak-anak menjadi dewasa. Pada masa ini, para remaja masih memiliki emosi yang sangat labil (belum stabil). Pasalnya, jika mereka dikatakan anak-anak, mereka tak lagi memiliki tingkah laku dan kebiasaan seperti anak-anak, dan jika dikatakan dewasa, mereka masih belum memiliki emosi yang stabil (labil) dan belum memahami sepenuhnya mana yang benar dan mana yang salah. Masa remaja juga dapat diartikan sebagai pencarian jati diri yang sesungguhnya. Tak sedikit dari mereka meniru orang lain untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya : cara berpakaian, cara berdandan, gaya berpenampilan, cara belajar, dan lain sebagainya. Biasanya orang yang ditiru adalah orang yang famous (terkenal) dan sukses, seperti : artis, ustadz, ilmuan, Profesor, dan lain sebagainya. Hal itu dilakukan mereka untuk mencari jati diri yang sesungguhnya.

Sesuatu yang Sudah tak Asing Lagi
            Pada masa ini, para remaja lebih senang untuk berteman dengan lawan jenisnya, dan mereka juga lebih senang untuk mengerjakan dan melakukan sesuatu bersama-sama. Mengerjakan tugas, pergi ke perpustakaan, pergi ke tempat wisata, semua dilakukan bersama-sama. Rasa sosialisasi dan kemandirian mulai terbentuk pada masa ini. Selain hal itu, ada lagi sesuatu yang sudah tak asing jika mendengar kata remaja. Tentu saja, remaja yang merasakan falling in love (jatuh cinta) kepada lawan jenisnya. Mereka sudah mulai dapat merasakan perasaan jatuh cinta kepada lawan jenisnya itu setelah mengalami pubertas. Perasaan itu datang dengan sendirinya tanpa diundang oleh siapa pun. “Dari mata jatuh ke hati”, itulah kalimat yang diucapkan oleh kebanyakan remaja yang sedang merasakan jatuh cinta. Jika sudah sama-sama suka, tak sedikit dari mereka yang ingin menjalin hubungan lebih dekat. Hal itu dapat dikatakan sebagai pacaran.
            Pacaran dapat diartikan sebagai hubungan yang dijalani oleh dua orang (laki-laki dan perempuan) ketika mereka saling menyukai satu sama lain dan belum ada ikatan pernikahan. Pacaran lebih sering dilakukan oleh pelajar SMA, dikarenakan pada saat SMA mereka lebih mendekati usia dewasa. Padahal, masa SMA seharusnya para remaja harus lebih serius dalam menuntut ilmu, untuk menuju ke perguruan tinggi yang dapat mengantarkan mereka menuju gerbang kesuksesan di masa depan. Tetapi kenyataannya sekarang, mereka malah menjalani hubungan pacaran dengan lawan jenisnya di waktu SMA. Faktanya, orientasi pacaran yang dilakukan para pelajar itu hanya untuk  fun (senang-senang) atau hanya sekedar mengikuti hawa nafsu saja.

unyil <3 dimas="" p="">
Berbagai Siasat dalam Berpacaran
         Selain itu banyak siasat yang dilakukan para remaja untuk dapat bertemu dengan pacarnya, apalagi jika pacarnya satu sekolah dengannya. Siasat yang paling sering dilakukan adalah mengerjakan tugas bersama atau biasa dibilang kerja kelompok. Sebagai contoh yaitu ketika ada tugas sekolah, salah satu dari mereka mengajak bertemu di suatu tempat untuk dapat mengerjakan tugas bersama, padahal pada dasarnya tujuan utama mereka adalah ingin saling bertemu, dan tujuan mengerjakan tugas bersama tidak lagi dijadikan prioritas utama. Contoh lain adalah meminta izin kepada orang tua untuk pergi ke warnet (warung internet) untuk mengerjakan tugas, padahal setelah sampai di warnet, yang dilakukan bukannya mencari informasi dari situs internet, tetapi membuka facebook dan twitter untuk melakukan komunikasi chatting dan mentiondengan pacarnya. Banyak sekali para remaja yang salah mengartikan kata pacaran. Sehingga mereka lebih memprioritaskan berhubungan dengan pacarnya daripada kewajibannya belajar sebagai seorang pelajar.
Yang lebih parah lagi, ketika kegiatan belajar mengajar sedang dimulai, mereka memainkan handphone untuk dapat melakukan komunikasi seperti melalui WeChatLineBBM  (Black Berry Messenger)  dengan pacarnya. Guru yang sedang menjelaskan materi di depan kelas tak dipedulikannya, yang penting mereka dapat berkomunikasi dengan pacarnya pada saat itu. Mayoritas dari mereka hanya memikirkan kesenangan saja dari suatu hubungan tersebut. Disadari atau tidak, kebiasaan para pelajar ini berdampak buruk bagi kesuksesan masa depannya kelak, karena masa depan yang cerah dapat dicapai dengan kesungguhan dan tekad mereka dalam menuntut ilmu di bangku sekolah. Jika tidak mulai sekarang kita yang merubah kebiasaan buruk itu, lalu kapan kita akan merubahnya? Jika tidak kita yang merubahnya, lalu siapa lagi yang akan merubahnya?

            Oleh karena itu, sebagai pelajar yang bertanggung jawab, sudah selayaknya kita dapat introspeksi diri. Jika kita berada pada satu sekolah, berusahalah untuk menjaga pandangan pada saat kegiatan belajar mengajar. Jangan sampai kita terbawa oleh hawa nafsu untuk bertemu dan berkomunikasi dengan pacar kita. Masa depan adalah yang utama. Pacaran sih, namun jangan tinggalkan kewajiban sebagai seorang pelajar. Sebaiknya, kita dapat mengatur waktu komunikasi dengan pacar kita. Jangan melakukan komunikasi setiap hari, bila perlu melakukan komunikasi seminggu sekali, sehingga waktu belajar kita tidak terganggu, karena jika sudah berkomunikasi dengan pacar, sering kali kita melupakan waktu belajar. Serta jangan lupa untuk selalu saling memberi semangat dan motivasi belajar untuk dapat menggapai cita-cita di masa depan. Hal yang lain yaitu kita dapat bertukar pikiran dan bertukar pendapat tentang pelajaran di sekolah, agar kita dapat saling berbagi dan menambah berbagai ilmu. Itu adalah pacaran yang sehat dan tidak hanya memikirkan senang-senang saja, melainkan bekerja sama dalam menggapai masa depan yang lebih cerah.



Artikel masalah pacaran copas dari nailahzhaf.webs.com/artikel @nailahnz_

Dari isi artikel yang dia buat yang intinya masa SMA itu masa untuk menuju sukses yang penentu kuliah dimana. dan intinya dia gak mau pacaran saat di SMA. Ok, aku iso ngenteni kok :) Joko Indiarto

No comments:

Post a Comment