DisusunOleh :
Joko Indiarto/21
XI IPA 5
R-SMA-BI NEGERI 1 GIRI
BANYUWANGI
Jln. HOS Cokroaminoto No.38
Banyuwangi
Jln. HOS Cokroaminoto No.38
Banyuwangi
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT
Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
dari guru saya yang bernama bu Rita Dolarina,S.pd dengan judul ” Kliping
Motif – Motif Batik Nusantara”.
Dalam penyusunan tugas ini, saya memperoleh banyak
bantuan dari berbagai pihak. Saya mengucapkan terima kasih kepada bu Rita
Dolarina selaku guru seni rupa saya , serta Internet, dan teman-teman saya yang memberikan informasi tentang pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata makalah
berharap kerangka acuan makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
kepada para pembaca pada umumnya .
Banyuwangi,
14 November 2012
Penyusun Pembimbing
JOKO INDIARTO RITA
DOLARINA S.Pd
DAFTAR ISI
Cover depan
Kata Pengantar
Daftar Isi
A. JAWA
TIMUR
1. Banyuwangi 4
2. Madura 5
3. Pasuruan 5
4. Pacitan 6
5. Tuban 6
6. Lamongan 7
7. Tulungagung 8
B. JAWA
TENGAH
1. Pekalongan 9
2. Solo 10
3. Yogyakarta 10
C. JAWA
BARAT
1. Cirebon 13
D. SUMATRA
1. Lampung 15
2. Riau 15
E. SULAWESI
1. Makassar 16
F. KALIMANTAN
1. Samarinda 17
G. BALI 18
A. JAWA
TIMUR
1. BANYUWANGI
Tak banyak orang yang
tahu, bahwa sejatinya Banyuwangi merupakan salah satu daerah asal batik di
Nusantara. Banyak motif asli batik khas Bumi Blambangan. Namun hingga sekarang,
baru 21 jenis motif batik asli Banyuwangi yang diakui secara nasional. Jenis-jenis
batik Banyuwangi itu salah satunya antara lain: Gajah Oling; Kangkung
Setingkes; Alas Kobong; Paras Gempal; Kopi Pecah, dan lain-lain.
Semua nama motif dari batik asli Bumi blambangan ini ternyata banyak dipengaruhi oleh kondisi alam. Misalnya, Batik Gajah Oling yang cukup dikenal itu, motifnya berupa hewan seperti belut yang ukurannya cukup besar. Motif Sembruk Cacing juga motifnya seperti cacing dan motif Gedegan juga kayak gedeg (anyaman bambu). Motif-motif batik yang ada ini merupakan cerminan kekayaan alam yang ada di Banyuwangi. Motif batik seperti di Banyuwangi ini tidak akan ditemui di daerah lain dan merupakan khas Banyuwangi..
Semua nama motif dari batik asli Bumi blambangan ini ternyata banyak dipengaruhi oleh kondisi alam. Misalnya, Batik Gajah Oling yang cukup dikenal itu, motifnya berupa hewan seperti belut yang ukurannya cukup besar. Motif Sembruk Cacing juga motifnya seperti cacing dan motif Gedegan juga kayak gedeg (anyaman bambu). Motif-motif batik yang ada ini merupakan cerminan kekayaan alam yang ada di Banyuwangi. Motif batik seperti di Banyuwangi ini tidak akan ditemui di daerah lain dan merupakan khas Banyuwangi..
Motif
gajah oling
2. MADURA
Batik Madura menggambarkan
kehidupan keberanian masyarakat Madura. Batik Madura berasal dari sebuah
kampong nelayan di sudut Bangkalan konon butuh kesiapan ekstra untuk mencapai wilayah
ini karena akses jalan menuju tempat ini lumayan susah. Batik Madura memiliki warna
yang mencolok , hal ini menjadi cirri Batik Khas Madura yang
terkenal pemberani dalam memadukan pilihan warna.
3. PASURUAN
Batik Pasuruan juga mulai dikenal karena
mampu menciptakan pewarna kain batik buatan sendiri. Beberapa bahan dasar yang
digunakan adalah daun mangga yang memunculkan
warna hijau dan kulit kayu mahoni dengan warna merah.Bahan-bahan ini tentu akan
memunculkan warna yang alami.
4. PACITAN
Di
Pacitan, motif yang paling sering di temui, yakni motif Buah Pace (atau disebut
Buah Mengkudu). Sejarah batik tulis dengan motif Pace di Pacitan dibuat dan digagas
pada tahun 2004 berdasarkan riwayat lahirnya kabupaten Pacitan. Batik dengan
motif buah Pace yang dibuat seolah membentuk segi empat. Motif tersebut memiliki
arti sebuah ketulusan dan pengabdian seseorang kepada yang dikasihi agar
terhindar dari berbagai macam musibah atau penyakit.
5.
TUBAN
Motif Batik
Tulis Tradisional Tuban, apabila di cermati, terlihat betapa motif-motif
tersebut sangat dipengaruhi nilai-nilai budaya jawa, islam, dan tiongkok.
Gambar-gambar burung pada motif batik tulis Tuban jelas terlihat pengaruh dari budaya
tiongkok, karena gambar burung yang dimotifkan pada batik tulis tersebut Nampak
adalah burung ”Hong” yang jelas tidak terdapat di wilayah Tuban. Sedang pada
motif bunga jelas terlihat adalah motif-motif tradisional yang sejak lama
dibuat dihampir seluruh wilayah pulau Jawa.Sedangkan pengaruh islam pada motif
batik tulis Tuban
terlihat
pada motif dengan nama yang religious seperti kijing miring.Dahulu batik tulis ini
hanya digunakan untuk upacara-upacara tradisional masyarakat Tuban seperti sedekah
bumi, pernikahan, pemakaman.
6.
LAMONGAN
Para perancang motif dan pembatik menyampaikan sesuatu kepada
orang lain dengan cara simbolik, termasuk kostumnya dengan desain tekstil.
Simbol itu terekspresikan lewat bentuk, motif dan warna, dan ternyata memiliki
nilai estetika yang tinggi. Disana ada goresan hati, sketsa jiwa dan warnawarni
kehidupan. Motif dan corak batik hakekatnya dapat menjadi sebuah cermin jiwa
perancang dan pemakainya.
motif gendangan
motif lotif batik
Sendang.
motif melaten
7.
TULUNGAGUNG
Tulungagung terletak pada tingkat keberanian
memadukan warna untuk menghasilkan batik dengan warna yang berbeda. Dari yang
kebanyakan berwarna coklat maupun hitam, kini lebih berani dengan memainkan warna
yang lebih cerah.Beberapa motif yang paling banyak dibuat di Tulungagung antara
lain “buket ceprik gringsing”, ”buket ceprik pacitungker”, serta “lereng buket”.
Ketiga motif tersebut merupakan satu di antara 86 motif yang dimiliki
paraperajin di Tulungagung. Batik Tulungagung, JawaTimur yang juga dikenaldengan
Barong Gung, kini mulai dilirik pengusaha timur tengah.Adalah pengusaha asal
Arab Saudi Talal Omar Al Yafee yang berniat memasarkan Barong Gung ketanah kelahirannya.
B. JAWA
TENGAH
1.
PEKALONGAN
Pekalongan sedikit banyak dipengaruhi pembauran masyarakat
Pekalongan, Jawa Tengah, dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab,
India, Melayu, dan Jepang pada masa lalu. Beberapa jenis motif batik pengaruh berbagai
Negara itu kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Motif itu adalah batik Jlamprang diilhami
India dan Arab, batik Encim dan Klangenan dipengaruhi peranakan Cina, batik
Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai yang tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.
Warna cerah dan motif beragam membuat batik Pekalongan maju pesat.Berbeda dengan
batik Solo dan Yogyakarta, batik
Pekalongan terlihat lebih dinamis lantaran permainan motif yang lebih bebas.Media
kainnya pun bermacam-macam. Tidak hanya katun dan kaos, sutera juga menjadi andalan
batik Pekalongan saat bersaing di luar negeri. Motif Jlamprang, Sekarjagat,
atau motif khas lainnya, menjadi berkelas ketika dituangkan dalam bahan baku sutera.
2. SOLO
Ragam motif
batik asal Solo memang dipengaruhi dengan makna-makna simbolis yang berasal dari
kebudayaan Hindu. Beberapa cirri khas batik Solo banyak ditemukan pada
motif-motif seperti, sawat, meru, naga, burung, dan modang.
3. YOGYAKARTA
5 motif batik
Yogyakarta :
a) Motif Batik Kuwung
Makna Filosofi : Biasa dipakai raja
dan keluarganya sebagai lambing keperkasaan dan keadilan
b) Motif Batik Parang Kusumo
Makna Filosofi : Kusumo artinya bunga yang mekar, diharapkan pemakainya terlihat indah
Makna Filosofi : Kusumo artinya bunga yang mekar, diharapkan pemakainya terlihat indah
c) Motif Batik Truntum
Makna Filosofi : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin.
Makna Filosofi : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin.
d) Motif Batik Tambal
Makna Filosofi : Ada kepercayaan bila
orang sakit menggunakankan ini sebagai selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal
artinya menambah semangat baru.
e) Motif Batik Pamiluto
Makna Filosofi : Pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat, dalam bahasa Jawa bisa artinya kepilut (tertarik).
Makna Filosofi : Pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat, dalam bahasa Jawa bisa artinya kepilut (tertarik).
§ Jawa Barat
1.
Cirebon
Nilai-nilai dasar dalam
Megamendung
Nilai-nilai dasar dalam seni apapun termasuk dalam seni batik motif megamendung bisa didekati dengan cara sbb:
a. Nilai Penampilan (appearance) atau nilai wujud yang melahirkan benda seni. Nilai ini terdiri dari nilai bentuk dan nilai struktur. Nilai bentuk yang bisa dilihat secara visual adalah motif megamendung dalam sebuah kain yang indah terlepas dari penggunaan bahan berupa kain katun atau kain sutera. Sementara dalam nilai struktur adalah dihasilkan dari bentuk-bentuk yang disusun begitu rupa berdasarkan nilai esensial. Bentuk-bentuk tersebut berupa garis-garis lengkung yang disusun beraturan dan tidak terputus saling bertemu.
b. Nilai Isi (Content) yang dapat terdiri atas nilai pengetahuan (kognisi), nilai rasa, intuisi atau bawah sadar manusia, nilai gagasan, dan nilai pesan atau nilai hidup (values) yang dapat terdiri dari atas moral, nilai sosial, nilai religi, dsb.
Pada bentuk Megamendung bisa kita lihat garis lengkung yang beraturan secara teratur dari bentuk garis lengkung yang paling dalam (mengecil) kemudian melebar keluar (membesar) menunjukkan gerak yang teratur harmonis. Bisa dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun) kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri (belajar/menjalani kehidupan sosial agama) dan pada akhirnya membawa dirinya memasuki dunia baru menuju kembali kedalam penyatuan diri setelah melalui pasang surut (naik dan turun) pada akhirnya kembali ke asalnya (sunnatullah). Sehingga bisa kita lihat bentuk megamendung selalu terbentuk dari lengkungan kecil yang bergerak membesar terus keluar dan pada akhirnya harus kembali lagi menjadi putaran kecil namun tidak boleh terputus.
Nilai-nilai dasar dalam seni apapun termasuk dalam seni batik motif megamendung bisa didekati dengan cara sbb:
a. Nilai Penampilan (appearance) atau nilai wujud yang melahirkan benda seni. Nilai ini terdiri dari nilai bentuk dan nilai struktur. Nilai bentuk yang bisa dilihat secara visual adalah motif megamendung dalam sebuah kain yang indah terlepas dari penggunaan bahan berupa kain katun atau kain sutera. Sementara dalam nilai struktur adalah dihasilkan dari bentuk-bentuk yang disusun begitu rupa berdasarkan nilai esensial. Bentuk-bentuk tersebut berupa garis-garis lengkung yang disusun beraturan dan tidak terputus saling bertemu.
b. Nilai Isi (Content) yang dapat terdiri atas nilai pengetahuan (kognisi), nilai rasa, intuisi atau bawah sadar manusia, nilai gagasan, dan nilai pesan atau nilai hidup (values) yang dapat terdiri dari atas moral, nilai sosial, nilai religi, dsb.
Pada bentuk Megamendung bisa kita lihat garis lengkung yang beraturan secara teratur dari bentuk garis lengkung yang paling dalam (mengecil) kemudian melebar keluar (membesar) menunjukkan gerak yang teratur harmonis. Bisa dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun) kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri (belajar/menjalani kehidupan sosial agama) dan pada akhirnya membawa dirinya memasuki dunia baru menuju kembali kedalam penyatuan diri setelah melalui pasang surut (naik dan turun) pada akhirnya kembali ke asalnya (sunnatullah). Sehingga bisa kita lihat bentuk megamendung selalu terbentuk dari lengkungan kecil yang bergerak membesar terus keluar dan pada akhirnya harus kembali lagi menjadi putaran kecil namun tidak boleh terputus.
Terlepas dari makna filosofi
bahwa Megamendung melambangkan kehidupan manusia secara utuh sehinga bentuknya
harus menyatu. Dilihat dari sisi produksi memang mengharuskan kalau bentuk
garis lengkung megamendung harus bertemu pada satu titik lengkung berikutnya
agar pada saat pemberian warna pada proses yang bertahap (dari warna muda ke
warna tua) bisa lebih memudahkan.
Bilamana kita cermati, maka akan kita dapatkan bahwa bentuk Megamendung banyak sekali variasinya. Ada yang berbentuk lancip pada ujungnya dan ada yang berbentuk bulat tumpul pada ujungnya. Ada pula yang memiliki lekukan berbentuk menyudut pada bagian bentuk lengkungannya. Dengan sendirinya bagi pendesain batik pemula yang tidak terbiasa dengan proses membatik dan tidak mengerti makna filosofi Megamendung, bilamana menggambar Megamendung akan sedikit mengalami kesulitan serta kemungkinan akan terjadi kesalahan. Yang harus diperhatikan lagi adalah motif Megamendung hampir mirip dengan motif Wadasan. Akan tetapi tidak sama penempatannya dengan motif Wadasan (perlu dipelajari khusus pada kesempatan berikutnya).
c. Nilai Pengungkapan (presentation) yang dapat menunjukkan adanya nilai bakat pribadi seseorang, nilai ketrampilan, dan nilai medium yang dipakainya. Ungkapan yang ditampilkan oleh senimannya berupa proses batik yang begitu indah dengan memberikan goresan lilin lewat alat yang dinamakan canting terbuat dari bahan tembaga tipis yang dibentuk secara hati-hati sehingga lilin panas yang melewati ujung canting bisa mengalir dengan lancar. Paduan unsur warna yang harmonis dengan penuh makna bagi siapa yang melihatnya. Unsur warna biru yang kita kenal dengan melambangkan warna langit yang begitu luas, bersahabat dan tenang. Ditambah lagi dengan ada yang mengartikan bahwa biru melambangkan kesuburan sehinga warna batik Megamendung pada awalnya selalu memberikan unsur warna biru diselingi dengan warna dasar merah.
Bilamana kita cermati, maka akan kita dapatkan bahwa bentuk Megamendung banyak sekali variasinya. Ada yang berbentuk lancip pada ujungnya dan ada yang berbentuk bulat tumpul pada ujungnya. Ada pula yang memiliki lekukan berbentuk menyudut pada bagian bentuk lengkungannya. Dengan sendirinya bagi pendesain batik pemula yang tidak terbiasa dengan proses membatik dan tidak mengerti makna filosofi Megamendung, bilamana menggambar Megamendung akan sedikit mengalami kesulitan serta kemungkinan akan terjadi kesalahan. Yang harus diperhatikan lagi adalah motif Megamendung hampir mirip dengan motif Wadasan. Akan tetapi tidak sama penempatannya dengan motif Wadasan (perlu dipelajari khusus pada kesempatan berikutnya).
c. Nilai Pengungkapan (presentation) yang dapat menunjukkan adanya nilai bakat pribadi seseorang, nilai ketrampilan, dan nilai medium yang dipakainya. Ungkapan yang ditampilkan oleh senimannya berupa proses batik yang begitu indah dengan memberikan goresan lilin lewat alat yang dinamakan canting terbuat dari bahan tembaga tipis yang dibentuk secara hati-hati sehingga lilin panas yang melewati ujung canting bisa mengalir dengan lancar. Paduan unsur warna yang harmonis dengan penuh makna bagi siapa yang melihatnya. Unsur warna biru yang kita kenal dengan melambangkan warna langit yang begitu luas, bersahabat dan tenang. Ditambah lagi dengan ada yang mengartikan bahwa biru melambangkan kesuburan sehinga warna batik Megamendung pada awalnya selalu memberikan unsur warna biru diselingi dengan warna dasar merah.
C. SUMATRA
1. LAMPUNG
Motif batik Lampung
sangat di pengaruhi kebudayaan India, motif budha sangat kental di
dalamnya.motif yang paling terkenal di dunia dari batik Lampung ini adalah
motif perahu dan pohon kehidupannya.
2. RIAU
Di
Riau, konon ada batik Selerang yang sempat begitu terkenal pada tahun 1990-an namun
sayangnya kabarnya saat ini sudah menghilang. Selain itu, ada pula yang namanya
batik Tabir. Batik Tabir yang dibuat berdasarkan system tulis dan tolek ini warna-warnanya
terang dan cerah, seperti merah, kuning, hijau. Corak dan motifnya antara lain adalah
bunga bintang, sosou, cempaka, dan kenduduk.
D.
SULAWESI
1. MAKASSAR
Pengaruh
budaya Tionghoa terlihat jelas pada motif burung Hong, banji, bunga seruni, dan
liong. Motif-motif itu dicipta oleh Na Li Ni dan menjadi ciri yang sangat khas dan
unik dari batik Lasem hingga saat ini.Batik Lasem juga mendapat pengaruh dari
motif batik Solo dan Yogyakarta. Ornamen
kawung dan parang kerap ditemui dalam batik Lasem.
E. KALIMANTAN
1. SAMARINDA
F. BALI
Pada dasarnya
motif batik terinspirasi dari ornament atau seni budaya lokal. Untuk batik Bali
sendiri mengangkat ornament khas daerahnya terlambangkan dari naga, rusa,
burung bangau, dan kura-kura. Nuansa ornaments tersebut dipadukan dengan
unsure-unsur batik dari daerah lain ataupun unsur-unsur negara lain hingga
design batik bali nampak modern dan kontemporer. Walaupun pada dasarnya motif
tradisional pun tetap bagus. Lebih mantap bisa lihat koleksi batik bali di blog
Batik Wong Bali milik I.A.P. Pidada.
No comments:
Post a Comment